Penyebab Valuasi Apple Anjlok Hingga Rp 3.000 Triliun

Adi Kusanto

Apple Inc., perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, mengalami penurunan valuasi sebesar $200 miliar atau setara Rp 3.000 triliun dalam dua hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 2 dan 3 Oktober 2023. Penurunan ini dipicu oleh adanya laporan dari Wall Street Journal yang menyatakan bahwa pemerintah China melarang pegawai lembaga-lembaga negaranya menggunakan iPhone dan perangkat-perangkat merek asing lainnya di tempat kerja.

Laporan tersebut merupakan salah satu bentuk eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang semakin memanas. Amerika Serikat telah menuduh China melakukan berbagai tindakan yang merugikan kepentingan Amerika Serikat, seperti pencurian teknologi, pelanggaran hak asasi manusia, dan campur tangan dalam urusan dalam negeri Amerika Serikat.

China, sebagai salah satu pasar terbesar Apple, tentu saja sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut. Menurut data dari Statista, China menyumbang sekitar 15% dari total pendapatan Apple pada kuartal ketiga tahun fiskal 2023. Dengan adanya larangan tersebut, penjualan iPhone dan perangkat-perangkat Apple lainnya di China diperkirakan akan menurun drastis.

Grafik penurunan valuasi Apple
Grafik penurunan valuasi Apple | Source: Yahoo Finance

Baca Juga: Baterai iPhone 15 Pro Bengkak, Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya dari Apple

Faktor Pemicu Anjloknya Valuasi Apple 

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan penurunan valuasi Apple:

  • Larangan penggunaan iPhone oleh lembaga-lembaga pemerintah China. Laporan dari Wall Street Journal mengungkapkan bahwa pemerintah China telah mengeluarkan larangan bagi pegawai lembaga-lembaga negaranya untuk menggunakan iPhone dan perangkat-perangkat merek asing lainnya di tempat kerja. Larangan ini diduga sebagai bentuk balasan atas tindakan-tindakan Amerika Serikat yang dianggap merugikan China. Larangan ini berpotensi mengurangi jumlah pengguna iPhone di China, terutama di kalangan pejabat dan pegawai negeri.
  • Meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China. Hubungan antara Amerika Serikat dan China semakin memburuk akibat adanya perselisihan di berbagai bidang, seperti perdagangan, teknologi, keamanan, dan hak asasi manusia. Kedua negara saling memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi dan politik terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar aturan atau norma internasional. Ketegangan ini menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan pelaku bisnis, termasuk Apple.
  • Kekhawatiran investor tentang prospek pertumbuhan Apple di China. Investor khawatir bahwa larangan penggunaan iPhone oleh lembaga-lembaga pemerintah China akan berdampak negatif bagi pertumbuhan Apple di China. China merupakan pasar yang penting bagi Apple, karena memiliki jumlah penduduk yang besar dan tingkat permintaan yang tinggi terhadap produk-produk teknologi. Jika penjualan iPhone di China menurun, maka pendapatan Apple juga akan menurun.

Apple belum memberikan tanggapan resmi terkait penurunan valuasinya. Namun, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk melayani pelanggan di China dengan produk-produk berkualitas tinggi.

Komentar Para Analis terkait Anjloknya Valuasi Apple 

Berikut adalah beberapa komentar dari para analis terkait penurunan valuasi Apple yang cukup signifikan tersebut:

  • “Ini adalah pukulan besar bagi Apple,” kata Katy Huberty, analis dari Morgan Stanley. “Larangan tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan China semakin memburuk, dan hal ini dapat berdampak negatif bagi bisnis Apple di China.”
  • “Investor khawatir bahwa larangan tersebut dapat menghambat pertumbuhan Apple di China,” kata Rod Hall, analis dari Goldman Sachs. “China merupakan pasar yang penting bagi Apple, dan larangan tersebut dapat mengurangi jumlah penjualan iPhone di negara tersebut.”

Penurunan valuasi Apple merupakan salah satu indikator bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan China yang memburuk dapat memiliki dampak negatif bagi bisnis perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di China. Selain itu, penurunan valuasi Apple juga dapat berpengaruh terhadap pasar saham global, karena Apple merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Dampak Lainnya yang Mungkin Terjadi

Selain penurunan valuasi, larangan penggunaan iPhone oleh lembaga-lembaga pemerintah China juga dapat menimbulkan dampak negatif lainnya bagi Apple, antara lain:

  • Penurunan penjualan iPhone di China. Larangan tersebut dapat mengurangi jumlah pengguna iPhone di China, terutama di kalangan pejabat dan pegawai negeri. Hal ini dapat menurunkan pangsa pasar Apple di China, yang saat ini sekitar 10%. Selain itu, larangan tersebut juga dapat mempengaruhi preferensi konsumen di China, yang mungkin akan beralih ke merek-merek lokal atau asal negara lain yang lebih murah atau lebih ramah terhadap pemerintah China.
  • Kehilangan kepercayaan konsumen di China. Larangan tersebut dapat merusak citra Apple di mata konsumen di China, yang mungkin akan menganggap Apple sebagai perusahaan yang tidak loyal atau tidak bersahabat dengan China. Hal ini dapat mengurangi loyalitas konsumen terhadap Apple dan meningkatkan persaingan dengan merek-merek lain yang lebih disukai oleh konsumen di China.
  • Peningkatan biaya produksi. Larangan tersebut dapat mempersulit Apple untuk mendapatkan pasokan komponen-komponen penting untuk membuat produk-produknya, karena sebagian besar komponen-komponen tersebut berasal dari China atau diproduksi di China. Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi Apple dan mengurangi margin keuntungan perusahaan tersebut.

Apple kemungkinan akan menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mempertahankan pangsa pasarnya di China di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang semakin memburuk. Apple mungkin harus mencari strategi baru untuk menarik konsumen di China, seperti menawarkan harga yang lebih kompetitif, meningkatkan kualitas produk, atau berkolaborasi dengan mitra lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *