Gadget  

Apakah Era Smartphone Compact Telah Berakhir?

Adi Kusanto
Akhir Era Smartphone Compact
iPhone berukuran compact | Foto: Unsplash

Era smartphone kini didominasi oleh perangkat dengan layar besar. Tren ini semakin terlihat dengan semakin jarangnya vendor yang memproduksi smartphone compact. Contohnya seperti Apple yang tidak merilis iPhone mini lagi, dan ASUS yang baru-baru ini meluncurkan Zenfone 11 Ultra dengan layar 6,7 inci.

Smartphone compact adalah smartphone berukuran kecil dengan layar yang berukuran tidak lebih dari 5 hingga 6 inci. Smartphone jenis ini cukup populer ketika Apple meluncurkan iPhone mini beberapa tahun yang lalu dan diikuti oleh beberapa smartphone lain seperti Asus Zenfone. 

Munculnya pertanyaan, mengapa smartphone compact semakin ditinggalkan? Apakah tren ini menandakan kematian smartphone compact? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita telusuri lebih dalam faktor-faktor yang mendorong tren ini, dampaknya, dan alternatif yang tersedia.

Faktor-faktor yang Mendorong Kematian Smartphone Compact

Menurut analisis kami ada beberapa faktor yang menyebabkan para vendor smartphone enggan untuk memproduksi smartphone berukuran kecil saat ini, diantaranya adalah: 

1. Tren Pasar: Konsumen saat ini lebih menyukai smartphone dengan layar besar. Alasan utamanya adalah:

  • Konsumsi multimedia: Layar besar lebih nyaman untuk menonton video, bermain game, dan browsing internet. Hal ini didukung oleh data dari Statista yang menunjukkan bahwa 69% pengguna smartphone di Indonesia menonton video di perangkat mereka, dan 53% bermain game.
  • Multitasking: Layar besar memungkinkan pengguna untuk menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan dengan lebih mudah. Sebuah studi oleh Google menunjukkan bahwa 70% pengguna smartphone di Indonesia menggunakan dua atau lebih aplikasi secara bersamaan.
  • Produktivitas: Layar besar dapat meningkatkan produktivitas dengan memberikan ruang kerja yang lebih luas. Hal ini dibuktikan oleh sebuah survei oleh Microsoft yang menunjukkan bahwa 82% pengguna smartphone di Indonesia menggunakan perangkat mereka untuk bekerja.

2. Kesulitan Teknis: Smartphone berukuran kecil memiliki beberapa kendala teknis, seperti:

  • Baterai: Baterai yang lebih kecil diperlukan untuk menjaga agar perangkat tetap tipis dan ringan. Hal ini dapat menyebabkan daya tahan baterai yang lebih rendah. Menurut sebuah pengujian oleh TechRadar, iPhone 13 mini memiliki daya tahan baterai 10 jam lebih sedikit dibandingkan iPhone 13 Pro Max.
  • Komponen: Komponen internal, seperti kamera dan speaker, harus dibuat lebih kecil agar muat di dalam perangkat berkuran kecil. Hal ini dapat memengaruhi kinerja dan kualitas perangkat. Contohnya, kamera pada smartphone berukuran kecil umumnya memiliki resolusi yang lebih rendah dan kualitas gambar yang lebih buruk dibandingkan smartphone dengan layar besar.

3. Persaingan: Vendor smartphone saling bersaing untuk menawarkan perangkat dengan fitur dan spesifikasi terbaik. Hal ini membuat mereka fokus pada perangkat flagship dengan layar besar yang lebih banyak diminati konsumen. Data dari IDC menunjukkan bahwa pangsa pasar smartphone flagship dengan layar 6 inci ke atas mencapai 40% di tahun 2023.

4. Profitabilitas: Smartphone compact umumnya memiliki harga yang lebih murah daripada perangkat flagship berukuran besar. Hal ini membuat mereka kurang menguntungkan bagi vendor smartphone. Menurut sebuah laporan dari Counterpoint Research, margin keuntungan untuk smartphone berukuran kecil hanya 10%, dibandingkan dengan 20% untuk smartphone flagship.

Dampak Kematian Smartphone Compact

Dengan tidak adanya produksi baru smartphone berukuran kecil oleh pihak produsen, tentu saja juga dapat menimbulkan dampak, seperti: 

  • Pengguna yang menyukai smartphone compact akan kesulitan menemukan perangkat baru yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebuah survei oleh YouGov menunjukkan bahwa 20% pengguna smartphone di Indonesia lebih menyukai smartphone berukuran kecil.
  • Harga smartphone compact yang masih ada di pasaran kemungkinan akan naik karena kelangkaan. Hal ini sudah terlihat pada beberapa model smartphone compact yang harganya naik hingga 20% setelah dihentikan produksinya.
  • Inovasi di bidang smartphone Compact akan terhambat karena kurangnya minat dari vendor. Hal ini dapat menyebabkan stagnasi dalam pengembangan teknologi untuk smartphone berukuran kecil.

Alternatif 

Bagi pengguna yang masih menyukai smartphone compact, berikut adalah beberapa alternatif:

  • Gunakan smartphone lama dengan layar kecil. Banyak smartphone lama dengan layar kecil yang masih memiliki performa yang baik dan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
  • Gunakan smartphone flagship dengan fitur layar yang dapat dilipat. Smartphone flagship dengan layar yang dapat dilipat menawarkan fleksibilitas layar besar dan kecil dalam satu perangkat.
  • Gunakan smartphone kelas menengah dengan layar yang tidak terlalu besar. Banyak smartphone kelas menengah yang memiliki layar dengan ukuran 5.5 inci hingga 6 inci yang masih cukup nyaman digunakan dengan satu tangan.

Kesimpulan

Tren smartphone saat ini memang menunjukkan bahwa perangkat dengan layar besar lebih diminati. Hal ini membuat vendor smartphone enggan untuk memproduksi smartphone compact.

Namun, bukan berarti smartphone compact sudah mati sepenuhnya. Masih ada beberapa pengguna yang menyukai perangkat ini dan masih ada beberapa vendor yang memproduksinya.

Di masa depan, mungkin saja tren smartphone akan kembali ke perangkat dengan layar kecil. Hal ini tergantung pada perkembangan teknologi dan preferensi pengguna.

Menurut Anda, apa yang akan terjadi dengan masa depan smartphone compact? Apa yang dapat dilakukan oleh vendor smartphone untuk menarik kembali minat konsumen terhadap smartphone compact?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *