Apple mengambil langkah darurat dengan mengirimkan lima pesawat kargo berisi iPhone dan produk lainnya dari China dan India ke Amerika Serikat pada akhir Maret 2025. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari pemberlakuan tarif impor baru yang signifikan oleh pemerintah AS.
Pengiriman kilat selama tiga hari ini bertujuan untuk mengisi penuh gudang Apple di AS sebelum tarif 10% diberlakukan pada 5 April, diikuti kenaikan tambahan pada 9 April. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan tarif impor besar yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump: 54% untuk barang-barang dari China, 46% dari Vietnam, dan 26% dari India.
Menurut sumber dari The Times of India, pengiriman awal ini diharapkan dapat “untuk sementara waktu melindungi perusahaan dari harga yang lebih tinggi yang harus dibayar untuk pengiriman baru.” Dengan sebagian besar produk Apple, termasuk lini iPhone 16, diproduksi di Asia, menghindari tarif untuk saat ini dapat menunda kenaikan harga yang signifikan.
Analis memperkirakan bahwa tarif impor ini dapat menyebabkan lonjakan harga iPhone 16 Pro Max hingga $2.300, dibandingkan dengan harga saat ini sebesar $1.599. Langkah Apple ini menunjukkan upaya mereka untuk menjaga stabilitas harga di pasar AS.
Meskipun pengiriman darurat ini dapat memberikan perlindungan sementara, tantangan jangka panjang tetap ada. Apple mungkin perlu mempertimbangkan diversifikasi rantai pasokan dan strategi produksi untuk mengurangi ketergantungan pada wilayah yang terkena dampak tarif.
Singkatnya, langkah cepat Apple mengirimkan ribuan iPhone ke AS mencerminkan respons proaktif terhadap perubahan kebijakan perdagangan. Tindakan ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga yang signifikan dan menjaga daya saing Apple di pasar AS. Namun, perusahaan perlu terus memantau perkembangan situasi dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk menghadapi tantangan perdagangan global yang terus berubah.